WATER MANAGEMENT AND MANAGEMENT WASTE WATER TREATMENT
Agenda pengelolaan air limbah (waste water management) perkotaan dalam upaya penerapan konsep smart city di kota Bandung serta pemberdayaan sektor kepemudaan guna meningkatkan kembali hubungan people-to-people contact juga menjadi fokus utama dalam agenda kunjungan kerja hari kedua Wakil Walikota Braunschweig beserta delegasi ke Bandung yang berlangsung pada tanggal 16 – 19 Februari 2016.
Delegasi Braunschweig yang dipimpin oleh Wakil Walikota Braunschweig, Annegret Ihbe, didampingi oleh Konsul Jenderal RI di Hamburg, Sylvia Arifin, berkesempatan untuk melakukan sharing best practices pengelolaan air limbah di Bandung dan Braunschsweig serta melihat langsung fasilitas pengelolaan air limbah milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandung Tirtawening di Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada hari Kamis, 18 Februari 2016. Direktur Pengolahan Air Limbah, Boy Tagajagawani, ST, MT, dalam presentasi singkatnya menyampaikan bahwa PDAM Tirtawening merupakan 1 dari 5 PDAM di seluruh Indonesia yang memiliki 2 core business, yakni pengolahan air bersih (clean water treatment) dan pengolahan air limbah (waste water treatment). Fasilitas waste water treatment milik PDAM Tirtawening dibangun pada tahun 1992 dengan luas mencapai 85 Ha. Fungsi utama fasilitas tersebut adalah untuk menekan tingkat pencemaran air di wilayah Kota Bandung yang berasal dari berbagai air limbah rumah tangga, perhotelan dan sebagainya.
Untuk tahun 2016, PDAM Tirtawening menetapkan target 77% cakupan (coverage) pelayanan pengolahan air limbah pada tahun 2016 dengan kapasitas pengolahan air limbah mencapai 87.000m3/hari. Sebagai catatan, pada tahun 2015, cakupan pelayanan air limbah PDAM Tirtawening telah mencapai kisaran 66% dengan kapasitas pengolahan air limbah mencapai 80.835 m3/hari. Untuk itu Direktur Pengolahan Air Limbah PDAM Tirtawening mengharapkan adanya berbagai inisiasi kerjasama konkrit dalam kerangka kerjasama sister city Bandung-Braunschweig guna mendorong perbaikan sistem teknis serta peningkatan kapasitas pengolahan air limbah yang saat ini dimiliki perusahaan daerah tersebut.
Dalam sesi sharing best practices, Direktur Asosiasi Pengolahan Air Limbah Braunschweig, Wolfgang Sehrt, menyampaikan bahwa kota tersebut memiliki fasilitas pengolahan air limbah dengan luas mencapai 275 Ha dan kapasitas pengolahan mencapai 50.000m3/hari untuk melayani sekitar 250 ribu penduduk. Fasilitas tersebut secara umum menggunakan 3 tahap pengolahan, yakni: mechanical process, nutrient removal, dan infiltration process. Hal yang sangat menarik dari fasilitas pengolahan air limbah kota Braunschweig adalah pemanfaatan kembali seluruh air limbah yang masuk menjadi air siap pakai, baik untuk keperluan irigasi maupun untuk pelestarian air tanah. Hasil dari air limbah yang dikelola kota Braunschweig juga disalurkan ke sungai-sungai sehingga warga Kota Braunschweig dapat langsung meminum air sungai yang mengalir di sepanjang kota tersebut.
Dalam kesempatan terpisah, Konsul Jenderal RI Hamburg mendorong dilakukannya program kerjasama antara otoritas pengelolaan air limbah Bandung dan Braunschweig guna membantu percepatan realiasi target pelayanan PDAM Tirtawening. Selain itu, mengingat kemampuan otoritas pengolahan air limbah Braunschweig dalam mendukung konservasi air sungai sangat baik, Konsul Jenderal RI Hamburg juga mengharapkan adanya kerjasama teknis guna membantu program pembersihan sungai-sungai di Bandung yang juga merupakan agenda utama Pemerintah Kota Bandung.
Pada hari yang sama, Delegasi Braunschweig juga mengadakan tatap muka dengan Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Pemerintah Kota Bandung, Sony Teguh Prasatia, dan organisasi pencinta Jerman di Bandung, Bandung Deutsch Club. Dalam tatap muka yang berlangsung di Saung Mang Udjo, Bandung, Kepala Bidang Kepemudaan Dispora Bandung menyampaikan bahwa bidang kepemudaan juga memiliki peranan yang penting dalam mengisi kerjasama sister city kedua kota, khususnya melalui peningkatan intensitas program people-to-people contact antara pemuda, pelajar dan youth entrepreneurs dari kedua kota kembar. Ketua Bandung Deutsch Club, Tegus Sarwono, menjlaskan secara singkat ihwal pembentukan kelompok pencinta Jerman tersebut yaitu untuk mendorong pemuda Bandung agar tertarik belajar Bahasa Jerman dengan pendekatan informal dan kreatif, diantaranya dengan metode permainan. Acara tatap muka antara Delegasi Braunschweig dengan Dispora Bandung dan Deutsch Club Bandung ditutup dengan menyaksikan pagelaran seni budaya Jawa Barat di Saung Mang Udjo.
Kunjungan hari kedua Delegasi Braunschweig ke Bandung diakhiri dengan jamuan makan malam oleh Rektorat Universitas Padjadjaran, Bandung. Dalam sambutannya, Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., menyatakan harapannya agar kerjasama di bidang pendidikan juga menjadi salah satu fokus revitalisasi kerjasama sister city Bandung-Braunschweig untuk meningkatkan pemahaman mengenai keragaman budaya dan nilai antara Indonesia dengan Jerman secara umum. Wakil Walikota Braunschweig, Annegret Ihbe, menyambut baik usulan untuk meningkatkan kembali intensitas kerjasama di bidang pendidikan antara kedua kota mengingat cukup banyak alumni TU Braunschweig asal Bandung yang bekerja di PT. Dirgantara Indonesia dan menjadi tenaga pengajar di Universitas Padjadjaran, Bandung.
